Kelahiran seorang tokoh yang tidak sempurna menjadi sempurna, ketidaktahuan menjadi pengertian, kegelapan mengubah dirinya menjadi terang bagi umat manusia. Kemanusiaan yang bijaksana itulah yang disebut denganTolstoyan.
Ia dilahirkan dengan gelar dan nama lengkap Count Leo Nikolaevich Tolstoy di sebuah estate keluarga yang diberi nama Yasnaya Polyana. Sejak umur sembilan tahun sudah menjadi anak yatim piatu dan dibesarkan oleh keluarga besar serta dididik secara tutorial sebagaimana umumnya bangsawan Rusia ketika itu. Dia sangat tertarik dengan bahasa-bahasa oriental walaupun kuliah di Fakultas Hukumnya tidak selesai.
Pada suatu periode dalam hidupnya dan sangat berpengaruh pada karyanya War and Peace, ia bergabung dalam satuan artileri Rusia di Kaukasus (1851-1852) dan ikut dalam perang Krim dalam mempertahankan Sevastopol (1853-1855), perang tersebut merupakan perang yang sangat patriotis baginya. Dari pengalaman ini yang di kemudian hari mempengaruhi hidupnya menjadi pantang kekerasan,yang ditulis dalam riwayat pribadinya, A Confession dan banyak mempengaruhi Mahatma Gandhi.
Juga sehabis masa perang dia menyempatkan diri berkunjung ke luar negeri (1857,1860-1861) yaitu ke Jerman, Swiss, Prancis, Italy dan Inggris, tidak lupa di Brussels dia sempat mengadakan beberapa kali pertemuan diskusi bersama Proudhon. Sekilas masa keatif dalam hidupnya dibagi atas dua bagian atau periode : pertama, adalah periode penulisan atas novel-novel besarnya (1852-1876) dan periode kedua, ialah masa Tolstoy dipenuhi dengan karya-karya pemikiran pembaharuan sosial dan moral (1874-1910 dan di antara kedua periode, ada suatu masa (1876-1879) dia dirundung krisis emosional dan spiritual yang sampai pada suatu kesimpulan pada penolakan absolut atas segala bentuk kekerasan, penolakan kemewahan, menjadi vegetarian, sebisa menjauhi hubungan seksual, kejahatan hak milik (termasuk dia tidak menuntut hak cipta karya-karyanya setelah tahun 1881) dan menghargai nilai moral kerja manual. Ambisi kedudukan dan kehormatan sebagai keluarga bangsawan harus ditolak untuk mencapai “persaudaraan umat manusia “ (The Brotherhood of Man).
Walaupun ditinjau dari sudut formal filsafat bahwa Tolstoy bukan sebagai filsuf karena ia tidak memiliki konsep-konsep yang asli atas teknik argumen filosofis dan problem-problem filosofis, tetapi tetap dia dapat dikatakan sebagai orang bujak yang menjalankan moral secara praktis (practical moralist). Beberapa segi filosofis yang menarik atas karya-karyanya Tolstoy adalah, Pertama, ia sebagai pembaharu pendidikan dengan mendirikan sekolah untuk para petani dan menerbitkan jurnalnya (1862) yang akhirnya menjadi teori pendidikan; kedua, dengan karyanya War and Peace, Tolstoy membangun pemikiran filsafat sejarah; ketiga, dia membentuk pemikiran teologi kristen yang cukup menentang gereja ortodoks Rusia saat itu hingga ia dijuluki “anarchist” dan diekskomunikasikan pada tahun 1901; keempat, dalam karyanya What is Art Tolstoy menguraikan konsepsinya tentang “aesthetic” yang cukup berpengaruh hingga pertengahan abad dua puluh.
Salah satu yang paling menarik dari proses berpikirnya yaitu pengaruh dari filsuf Perancis, Rousseau dan pengalaman-pengalamanya di Rusia tentang kecurigaan terhadap apa yang dinamakan dengan peradaban (civilization) , kebudayaan (culture) dan intelektualisme (intellectualism) yang di dalam karyanya A Confession sekali lagi dia tekankan bahwa dia menemukan unsur-unsur ajarannya justru ditengah-tengah “kaum miskin” sederhana, tidak terdidik yang jauh dari sentuhan peradaban; dan juga di tengah-tengah para petani dan pengelana, rahib, serta para pembual.
Banyak karya-karyanya sudah diterbitkan dalam bahasa Indonesia pada masa lampau maupun akhir-akhir ini seperti: Kembali Pada Cinta Kasih Pertama, Kebangkitan, Anna Karenina, Orang-Orang Kozak, dan Cerita-cerita Pendek Anak.