Yasnaya Polyana Indonesia terletak di Dusun II, Windujaya, Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53152. Luas dari Yasnaya Polyana adalah sekitar 7 ha. Pada tahun 1900, Yasnaya Polyana Indonesia adalah perkebunan kopi dan peternakan miliki seorang Belanda yang bernama Meneer Davidson. Nama Yasnaya Polyana diambil dari nama tempat tinggal Leo Tolstoy. Nama ini diharapkan mampu menjadikan padepokan sebagai tempat untuk mencari inspirasi bagi setiap orang yang berkunjung.
Konsep Yasnaya Polyana Indonesia telah dirintis sejak tahun 1974, tetapi baru disempurnakan pada tahun 1983. Kemudian pada tahun 1989 akhirnya Yasnaya Polyana Indonesia diresmikan oleh Ashoka Siahaan. Pada tahun 1995, penginapan dibangun di Yasyanaya Polyana Indonesia. Selain itu, Yasyanaya Polyana Indonesia juga mendirikan lembaga untuk pemberdayaan masyarakat.
Padepokan Yasnaya Polyana Indonesia terdiri dari beberapa lembaga, yaitu Lembaga Advokasi Kearifan Lokal dan juga Kelompok Tani Maju Desa Indonesia. Lembaga Advokasi Kearifan Lokal (LAKL) mempelajari hal-hal mengenai pertanian, filosofi, dan aktivitas intelektual. Sementara itu, Kelompok tani (Poktan) dijalankan oleh generasi-generasi muda dengan menerapkan ilmu yang didapatkan selama di perguruan tinggi seperti pengalaman berorganisasi, manajemen usaha, dan marketing dalam bertani. Beberapa produk pertanian yang dihasilkan adalah buah nanas, kopi, gula semut, pala, dan lain-lain.